Rabu, 30 Januari 2019

PASTA (UNGUENTA)

PASTA




Ø  Pengertian
     Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.)
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.
Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
Pastes are stiff preparations containing a high proportion of finely powdered solids such as zinc oxide and starch suspended in an ointment. they are used for circumscribe lesions such as those with occur in lichen simplex, chronic eczema, or psoriasis. they are less occlusive than ointments and can be used to protect inflamed, lichenified, or excoriated skin. (British National Formulary Bag-2)
Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan.
Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung  satu atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan.
Ø  Karakteristik Pasta
         Daya adsorbs pasta lebih besar
         Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian. Sehingga cocok untuk luka akut.
        Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
        Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
        Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
        Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
         Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung
                  bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %
Ø  Kelebihan pasta
         Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut
                  dengan tendensi mengeluarkan cairan
         Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya  kerja local
        Konsentrasi lebih kental dari salep
        Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.

Ø  Kekurangan Pasta
ü  Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
ü  Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis.
ü  Dapat menyebabkan iritasi kulit

Ø  Cara Absorbsi Pasta
a.       Penetrasi
Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis  yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi  transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus)

            b. Disolusi
Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam
larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem  biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel  padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permuk aan memasuki pelarut.

            c. Difusi
Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah.

Ø  Basis Atau Pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a.      Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
o   Tidak diabsorbsi oleh kulit
o   Inert
o    Tidak bercampur dengan air
o   Daya adsorbsi air rendah
o   Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin,  Paraffin substitute, paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment

b.      Basis Absorbsi
Karakteristik :
o   Bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
Terbagi :
*      Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi  emulsi air dalam minyak . Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.
*      Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.

c.       Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta.

d.      Air-misibel, misalnya salep beremulsi.

Ø  Formulasi sediaan/komponen di dalam formula.
Pada umumnya sekitar 50% dari pasta adalah zat padat (serbuk) sehingga lebih kental dari salep. Formula, komponen , dan komposisi yang terkandung dalam pasta berbeda bergantung pada jenis pasta tersebut.

1.      Pasta berlemak
Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Sebagai bahan dasar salep digunakan vaselin dan paraffin cair.  Bahan tidak berlemak seperti Glycerinum, Mucylago atau sabun biasa digunakan untuk antiseptik atau pelindung kulit.
Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan dan pelepasan cairan berair yang tidak normal di kulit. Karena jumlah lemak lebih sedikit dibanding jumlah serbuk padatnya, maka untuk menghomogenkan lemak-lemak tersebut harus dilelehkan terlebih dahulu.

Contoh resep sediaan pasta berlemak :
-          Acidi salicylici Zinc Oxydy Pas (F.N 1978)
R/         Acidi Salicylici            2
                 Zinci Oxydi            25
                 Amyli Tritici           25

-          Pasta Zinci Oxydi
R/         Zyncy Oxydi   25
            Amily Tratici   25
             Vaselin Flavi   50
Pada Zinc Oxyda dibuat dengan cara menggerus kemudian mencampurkan 25% dari masing-masing Zinc Oxyda dan Amylum dengan Vaselin putih. Hasil produksi ini berupa salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh serta mampu mengabsorbsi upa air jenuh lebih besar dan biasa digunakan sebagai astringen dan pelindung. Pasta juga sering digunakan menjadi pembawa untuk bahan obat lainnya.

-          Resorcinoly Sulfuricy Pasta
R/                    Resorcinoli                  5
                        Sulfur                          5
                        Zinci Oxydi                 40
                        Cetramacologi 1000    3
                        Cetostearyakoholi       12
                        Paraffin Liquid           10
                        Vaselin Flavi Ad         100

Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan ternyata lebih menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini cenderung menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi yang lebih rendah dari salep. Oleh karena itu, pasta digunakan untuk lesi akut yang cenderung membentuk karat, mengelembung dan mengeluarkan cairan.

2.      Pasta kering
Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
Contoh resep pasta kering :
-          R/       Bentonit          1
Sulf Praecip     2
Zinci Oxydi     10
Talci                 10
Icthamoli         0,5
Glycerini
Aquae aa          5
s.ad.us.ext

3.     Pasta pendingin
            Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3 dara.
 Contoh resep :
-          R/        Zinci Oxyde   
Olei Olivie      
Calcii Hydroxidi Solutio aa    10

4.      Pasta Detifriciae (Pasta Gigi)
Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi yang digunakan sekarang ini adalah pasta gigi triaminsolon yang merupakn preparat antiinflamasi yang dipakai secara topikal pada mukosa di selaput gigi.  


Ø  Metoda pembuatan skala lab dan industri
Pembuatan Skala labor.
            Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan mengahluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
 Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :
1.      Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.
2.      Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Bahan dasar pasta :
vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum. 
Pembuatan :
bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
Contoh pembuatan pasta dalam skala labor
Pembuatan pasta pendingin
Contoh resep :
R/  Zinci Oxyde   
Olei Olivie      
Calcii Hydroxidi Solutio aa    10
Cara pembuatan :
Gerus serbuk Zinci Oxyde lalu ayak dengan ayakan no. 100. Setelah itu tambahkan dalam mortir Aqua Calcis dan campur baik-baik. Setelah itu tambahkan minyaknya sekaligus, diaduk baik-baik sampai diperoleh masa yang homogen.
Tipe emulsi yang terjadi A/M, untuk penstabilan sebagian minyak kira-kira 3% diganti dengan Cera alba. Penggerusan jangan lama-lama, karena dapat terjadi pecahnya emuls.
Penstabilan dapat dilakukan pula dengan penambahan Acidum Oleinicum crudum (1 tetes per 5 gram minyak) dicampur dulu pada minyak. Pada pencampuran dengan Aqua Calcis akan terbentuk sabun Ca-Oleat, yang akan menstabilkan emulsi A/M, setelah itu ditambah ZnO dan dicampur baik-baik.
Pembuatan skala industri
  Penentuan bahan yang berkualitas
  Tes sterilisasi awal
  Sterilisasi terminal dari pasta
  Filtrasi agar jenih
  Pengerjaan penampilan
  Penggunaan LAF
  Uji stabilitas obat
  Tonisitas
  Viscositas
  Pengemasan
  Pemeriksaan hasil dengan teliti
Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil (laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil.

Dalam praktek yang lebih sederhana,
  Pembuatan sediaan semipadat dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang umum terdapat di laboratorium seperti beaker glass, mortir, steamper, spatula, sumber panas, penangas air, cawan porselin, dan hand homogenizers.
  Dalam skala yang lebih besar, dapat menggunakan stirrers, agitators, heating kettles, homogenizers, electric mortar and pestle dan colloid mills.

Ø  Evaluasi sediaan.
1)      Pengamatan organoleptis
            Pemerian dilakukan pada bentuk, warna,bau, dan suhu lebur.
2)      Homogenitas
            Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan pasta bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen, sehingga pasta yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yg biasanya digunakan pada uji homogenitas adalah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur 30-40 0 C.
1.      Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass
2.      Tutup dengan obyek glass yang lain
3.      Amati homogenitasnya menggunakan lup.

3)      Uji Viskositas
            Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Nilai viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel.

4)      Uji Stabilitas Fisik
            Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. (Dirjen POM,1995)
            Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa , cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label (Lachman, 1994). Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia.
5)      Pemeriksaan konsistensi
Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kekerasan semisolid.             
6)      Pengukuran diameter globul rata-rata
Pengukuran diameter globul rata-rata dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100x.
7)       Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
8)      Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif. Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih , dari bobot satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan (Dirjen POM, 1995).
9)      pH
Harga pH merupakan harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya , yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda indikator yang peka terhadap aktifitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang sesuai.

Ø  Perbedaan Pasta dengan Salep :
         Persentase bahan padat lebih besar, sehingga  menjadi kental dan kaku disbanding salep.
         Daya adsorbs pasta lebih besar (karena persentase bahan padatnya lbh tinggi)
         Lebih sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.
         Cocok untuk luka akut.
Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu


SEDIAAN SERBUK (PULVIS)



SERBUK


DEFINISI
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI Ed.IV)

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan (FI Ed.III)

KELEBIHAN SERBUK : 
  1. Karena mempunyai permukaan yang luas serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dan pada bentuk sediaan dipadatkan.
  2. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih baik menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
  3. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.\
  4. Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur air minum.
  5. Masalah stabilitas yang seringkali dihadapi dalam sediaan bentuk cair, tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk.
  6. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau granul.
KEKURANGAN SERBUK :
  1. Keenggangan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit, atau rasa yang tidak enak.
  2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan yang higroscopis.
  3. Mudah mencair atau menguap zat-zat yang dikandungnya.
  4. Waktu dan biaya yang digunakan pada pengolahan dan pembungkusan dalam keseragaman dosis tunggal.
Untuk mencapai efisiensi yang tinggi, serbuk harus merupakan adonan yang homogeny dan seluruh komponennya dan harus sempurna ukuran partikelnya. Karena ukuran partikel tidak tidak hanya membantu daya larut, tetapi juga dapat mempengaruhi daya aktifitas biologis maupun efek terapinya.

PERSYARATAN SERBUK :
  1. Halus sesuai dengan derajat halus serbuk
  2. Homogen semua komponen
  3. Kering
Syarat lain yang ditetapkan dalam FI.
  1. Pulveres (serbuk bagi)
    Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu per satu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu per satu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
  2. Serbuk oral tidak terbagi
    Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak paten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa makanan analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.
  3. Serbuk tabur
    Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
    Dalam Farmakope Indonesia Edisi III, serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit dan mulai dengan bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi jika mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak nomor 44. Jika jumlah obat kurang dari 50mg atau jumlah tersebut tidak dapat ditimbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
DERAJAT HALUS SERBUK DAN PENGAYAK
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada table di bawah ini.

Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI.IV)


Klasifikasi Serbuk
Simplisia Nabati dan Hewani
Bahan Kimia
Nomor Serbuk1)
Batas Derajat Halus2)

Nomor Serbuk 1)
Batas Derajat Halus2)
%
No. Pengayak
%
No. Pengayak
Sangat kasar
Kasar
Setengah Kasar
Halus
Sangat halus
8
20
40
60
80
20
40
40
40
100
60
60
80
100
80
-
20
40
80
120
-
60
60
60
100
-
40
60
120
120


Keterangan
  1. Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.
  2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100cm, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.

Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektifitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.

Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325, dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.

Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selam penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.

Table di bawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI.IV)

Penandaan pengayak

Penandaan pengayak
Nomor Nominal
Ukuran Lubang Pengayak

Nomor Nominal
Ukuran Lubang Pengayak
2
3,5
4
8
10
14
16
18
20
25
30
35
40
9,5mm
5,6mm
4,75mm
2,36mm
2,00mm
1,40mm
1,18mm
1,00mm
850µm
710µm
600µm
500 µm
425 µm

45
50
60
70
80
100
120
200
230
270
325
400
355 µm
300 µm
250 µm
212 µm
180 µm
150 µm
125 µm
75 µm
63 µm
53 µm
45 µm
38 µm


MACAM-MACAM SERBUK
  • Pulvis Adspersorius
    Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
  1. Catatan. Talk, kaolin dan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium Tetani, Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.
  2. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
  3. Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
    Contoh Pulvis Adspersorius
    Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius (For.Nas), Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius (Form.Ind), Pulvis Parafomaldehydi Compositus (Form.Ind), Pulvis Salicylatis Compositus (Form.Ind)
  • Pulvis Dentifricius
    Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam chloroform / etanol 90%
  • Pulvis Sternutatorius
    Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.
  • Pulvis Effervescent
    Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat) dengan senyawa basa (Natrium Carbonat atau Natrium Bicarbonat). Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan gas karbondioksida. Bila ke dalam campuran ini ditambahkan zat berkhasiat maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi dengan cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus dikeringkan secra terpisah.

CARA MENCAMPUR SERBUK
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
  1. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
  2. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir.
  3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.
  4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
  5. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu
SERBUK DENGAN BAHAN PADAT
Dengan memperhatikan hal-hal di atas masih ada beberapa pengecualian maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut :
  • Serbuk halus sekali
    Serbuk halus tidak berkhasiat keras
  1. Belerang.
    Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam pembuatan bedak tabor tidak ikut diayak.
  2. Iodoform
    Karena baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak terpisak (gunakan ayakan khusus).
  • Serbuk sangat halus dan berwarna
    Misalnya : rifampisin, Stibii Penta Sulfidum
    Serbuk dapat masuk ke dalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen).
  • Serbuk halus berkhasiat keras
  1. Dalam jumlah banyak
    Digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan
  2. Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50mg), dibuat pengenceran sebagai berikut :
    Zat yang beratnya antara 10mg-50mg, contohnya : Luminal 35mg

    Timbang Luminal 50mg
    Lactose + Carmin 450mg + 500mg
    Dari campuran ini kita ambil 35 x 500 = 350mg
                                                                       50

    Zat yang beratnya antara 1mg-10mg, contohnya atropine Sulfas 4mg
    Timbang Atropin Sulfas          50mg
    Lactose + Carmin                2450mg +
                                                 2500mg
    Dari campuran ini kita ambil : 4 x 2500mg = 200mg
                                                     50

    Zat yang beratnya antara 0,1 mg-1 mg, contoh Atropin Sulfat 0,3 mg.
    Untuk ini dilakukan pengenceran bertingkay sebagai berikut :

    Tingkat I
    Timbang Atropin Sulfas       50 mg
    Lactose + Carmin             2450 mg +
                                              2500 mg
    Timbang dari campuran ini 3  x 2500 mg = 150 mg
                                                5
    (mengandung Atropin sulfas 3 mg)

    Tingkat II
    Timbang campuran I 150 mg
    Lactose                      350 mg +
                                       500 mg
    Timbang dari campuran kedua ini : 0,3 x 500 mg = 50
                                                               3
    Bila diperlukan pengenceran ini dapat diteruskan menjadi tingkat-tingkat selanjutnya.
  • Serbuk berbentuk hablur dan Kristal
    Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.
    Contoh :

    Serbuk dengan Champora
    Champora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan mencampur dulu dengan eter atau etanol 95% (untuk obat dikeringkan dengan zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan kembali campuran tersebut.

    Serbuk dengan Asam SalisilatSerbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabakan rangsangan terhadap selaput lender hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.
    Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol
    Dikerjakan seperti di atas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95% sedangkan untuk obat luar digunakan eter.
    Serbuk dengan garam-garam yang mengandung kristal
    Dapat dikerjakan dalam lumpang panas, misalnya KI dan garam-garam bromida. Garam-garam yang mempunyai garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti dengan exiccatusnya.Penggatiannya adalah sebagai berikut :Natrii Carbonas 50% atau ½ bagianFerrosi sulfas 60% atau 2/3 bagianAlumni et Kalii Sulfas 67% atau 2/3 bagianMagnesia Sulfa 67% atau 2/3 bagianNatrii Sulfas 50% atau ½ bagianSerbuk dengan bahan setengah padat
    Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adeps lanae, cera flava, cera alba, paraffin padat, vaselin kuning dan vaseling putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur dulu di atas tangas air, baru dicampur dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan aseton dan eter, baru ditambah zat tambahan.

    Serbuk dengan bahan air
  1. Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleo sacchara anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak anisi.
  2. Serbuk dengan Tinctura
    Contohnya serbuk dengan Opii Tinctura, Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura, Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura, Rataniae Tinctura.
    Tincture dalan jumlah kecil dikerjakan dalam lumpang panas kemudian dikeringkan dengan zat tambahan. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan menguapkan di atas tangas air sampai kental baru ditambahkan zat tambahan (sampai dapat diserap oleh zat tambahan) aduk sampai kering kemudian diangkat. Tincture yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi kehilangan berat tidak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat Tinctura itu dengan zat tambahan.
    Zat berkhasiat dari tincture manguap, pada umumnya terbagi manjadi 2 :
    Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya.
  • Spiritus sebagai pelarutnya diganti dengan zat tambahan. Contohnya Iodii tinc, Camphor Spiritus, Tinc, Opii Benzoica.
    Tinctur yang tidak dapat diambil bagian-bagiannya
    Kalau jumlahnya banyak dilakukan pengeringan pada suhu terendah mungkin. Tapi kalau jumlahnya sedikit dapat diambil langsung ke dalam campuran serbuk. Kita batasi maksimal 4 tetes dalam 1 gram serbuk. Contohnya Valerianae Tinc. Aromatic Tinc.
    Serbuk dengan Extractum
  1. Extractum Siccum (ekstrak kering)
    Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii Extractum, Strychni extractum.
  2. Extractum Spissum (ekstrak kental)
  3. Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut (etanol 70%) untuk mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering. Contohnya Belladonnae extractum, Hyoscyami extractum. Extrak Cannabis Indicae dan Extrak Valerianae menggunakan etanol 90%. Extrak Filicis dengan eter.
  4. Extractum Liquidum (ekstrak cair)
    Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tincture. Contohnya Rhamni Purshianae ext, Ext.Hidrastis Liq.

    Catatan : Extrak Chinae Liq. Bisa diganti dengan extrak Chinae Siccum sebanyak sepertiganya.

    Serbuk dengan tablet atau kapsul
    Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul itu langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang bertanya. Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet / kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohya Chlortrimeton tablet kadarnya 4 mg, dapat juga diambil Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah diencerkan dalam lactose.

CARA PENGEMASAN SERBUK
Secar umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
  • Kemasan untuk serbuk terbagi
  • Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga dengan kertas selofan atau sampul poletilena untuk melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara seteliti mungkin., sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terabdosis maksimal kurang dari 80%. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80% maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
  • Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut :
  1. Letakkan kertas rata di atas permukaan meja dan lipatkan ½ inci kea rah kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman. Langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
  2. Letakkan serbuk baik yang ditimbang maupun yang dibagi-bagi ke tengah kertas yang telah dilipat satu kali lipatannya mengarah ke atas disebelah seberang di hadapanmu.
  3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira-kira garis lipatan pertama, lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.
  4. Pegang lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke hadapanmu setebal lipatan pertama.
  5. Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dos tadi. Atau bila pengemasnya plastic yang dilengkapi klip pada ujungnya usahakan ukuran pembungkus satu dengan lainnya seragam supaya tampak rapi.
  6. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu per satu dalam dos atau plastic klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh ada ceceran serbuk.
  • Kemasan untuk serbuk tak terbagi
    Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak tabur.
    Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa.
    Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat yang higroskopis / mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitive terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau atau amber.

















PASTA (UNGUENTA)

PASTA Ø    Pengertian      Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang teb...